CIREBON – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon mendorong penggunaan Indonesian Standard Quick Response Code (QRIS) di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) meningkat pada tahun 2023.
Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya pencapaian 1 miliar pengguna QRIS nasional. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Hestu Wibowo mengatakan tren transaksi ini terus mengalami peningkatan dan komitmen semua pihak sangat menentukan keberhasilannya.
Untuk transaksi nontunai menggunakan QRIS tahun lalu sudah terjadi sebanyak 538.000 kali. Dari ratusan ribu transaksi tersebut, nilai transaksi mencapai Rp43,27 miliar.
“Pembayaran menggunakan QRIS terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah transaksi dibandingkan tahun sebelumnya (2021) mencapai 320 persen dan volume transaksi mencapai 131 persen,” ujar Hestu di Kota Cirebon, Rabu (15/2/2023).
Implementasi penggunaan QRIS di Ciayumajakuning dilakukan di pasar, lembaga pemerintah, pendidikan umum, pendidikan agama, dan fasilitas lainnya. Jumlah merchant yang menggunakan Quick Response Indonesian Code (QRIS) sepanjang tahun 2022 di wilayah Ciayumajakuning juga meningkat menjadi 455.807.
Dari jumlah itu, 224.971 berasal dari Cirebon, 78.041 dari Majalengka, 85.800 dari Indramayu, dan 66.995 dari Kuningan. Hestu Wibowo mengatakan, jumlah merchant pengguna QRIS di Ciayumajakuning terus meningkat, hal ini diperlukan untuk mencapai target 45 juta pengguna QRIS pada 2023.
Selain itu, transaksi nontunai di Ciayumajakuning tahun lalu menembus Rp15,71 triliun dengan total volume transaksi sebesar 15,53 juta kali. Sedangkan untuk data Kabupaten Cirebon sudah mendominasi transaksi nontunai di wilayah Ciayumajakuning dengan nilai Rp4,41 triliun serta volume transaksi 4,78 juta kali.
Sedangkan daerah dengan transaksi nontunai terkecil adalah Kabupaten Majalengka hanya sebesar Rp1,78 triliun dan volume transaksi 2,23 juta kali.
Sumber : bandung.bisnis.com